Gubernur Ajak Umat Muslim Untuk Tampilkan Muslim Nusantara
INDEX - Gubernur NTT, Viktor Bungtilu Laiskodat (VBL) mengajak umat muslim untuk senantiasa menampilkan ciri khas muslim nusantara. Membangun Indonesia dan NTT secara bersama karena perbedaan adalah kekuatan utama.
Tampak hadir pada kesempatan tersebut Ketua MUI NTT, Unsur Forkopimda NTT dan Kabupaten Kupang, Bupati Kupang, Ketua K2S Keluarga Jawa Provinsi NTT, Pengurus Kerukunan Keluarga Sulawesi Selatan Provinsi NTT, pimpinan perangkat daerah lingkup pemerintah provinsi NTT dan Kabupaten Kupang,tokoh agama, tokoh masyarakat, anggota K2S Jawa kabupaten Kupang dan undangan lainnya.
Dalam sambutannya, Gubernur Viktor Bungtilu Laiskodat, pada acara Halal Bi Halal Akbar 1443 Hijriah. Tingkat Kabupaten Kupang di lokasi Pembangunan Mesjid Agung Darul Hidayah, Kampung Toleransi Naibonat Kupang, Sabtu (28/5).
"Agama boleh muslim, tapi kita adalah warganegara Indonesia. Maka harus menjadi dan tampilkan muslim Indonesia. Muslim Indonesia harus mempunyai tekad utama untuk bangun kebersamaan nusantara", ungkap Gubernur Viktor Bungtilu Laiskodat.
Bung Karno (Ir. Soekarno, Presiden I RI, red) selalu bilang,
"kamu muslim tapi bukan muslim Arab, melainkan Muslim Nusantara, kamu Kristen tapi bukan Kristen Yahudi, melainkan Kristen Nusantara, bukan Hindu India tapi Hindu Nusantara".
Ini visi luhur dari pendiri bangsa yang harus kita bangun di Indonesia umumnya dan NTT pada khususnya", tambah Viktor Bungtilu Laiskodat.
Acara yang diprakarsai oleh Kontak Kerukunan Sosial (K2S) Keluarga Jawa, ini mengusung tema "Kita Tingkatkan Ukhuwah Islamiyah dan Toleransi Umat Beragama di Kabupaten Kupang". Acara ini dirangkai dengan upaya penggalangan dana untuk percepatan Pembangunan Mesjid Agung Darul Hidayah Kabupaten Kupang.
Menurut Gubernur VBL, persatuan berarti menerima perbedaan tanpa perlu dipertanyakan lagi. Perbedaan bukan membuang energi tapi menyatukan energi. Ciri khas orang yang hidup dalam persatuan adalah rileks, tidak pernah sedikitpun kaku dalam perbedaan.
"Santai dan bercanda dengan rileks. Itulah ciri khas orang yang yang hidup dalam persatuan karena dia tahu perbedaan itu jadi kekuatan dan energi dalam membangun bangsa. Ciri khas orang yang tidak paham persatuan adalah kaku dan datang di kelompok yang tidak sama atau berbeda menjadi bingung", ungkap Gubernur VBL.
Lebih lanjut, mantan Ketua Fraksi Nasdem DPR RI, itu juga mengajak umat muslim agar tidak hanya tertarik membangun mesjid yang megah. Ukuran ketaqwaan tentunya bukan saja dengan kegiatan ibadah, tapi terutama menjalankan hukum yang diperintahkan agama dan berguna bagi orang lain.
"Siapapun yang di depan mata kita yang perlu dibantu mau apapun agamanya, haruslah kita bantu. Mengukur keimanan kita bukan saja rajin ibadah tapi juga dengan kepedulian terhada sesama. Ada yang susah di depan mata kita, kita bantu. Jadi kalau ada anak stunting yang ada depan mata, wajib kita bantu apapun agamanya. Beriman yang baik adalah bila berguna bagi banyak orang dan itulah hakikat beragama", kata Viktor.
Dalam kesempatan tersebut, Gubernur Viktor mengajak umat muslim, K2S Jawa dan kerukunan keluarga dari daerah lainnya yang menetap di NTT untuk berperan aktif dalam pembangunan NTT dan menyukesekan program-program pemerintah.
"Kami berharap agar semua yang hadir disini bisa memperkenalkan kampung toleransi ini kepada semua pihak sehingga citra Provinsi NTT, sebagai provinsi dengan kerukunan umat beragama terbaik di Indonesia semakin berkibar", jelas Dilly Teguh.
Sementara itu, tokoh penggagas kampung toleransi Naibonat, Anselmus G. Jogo dalam sambutannya mengatakan luas kampung toleransi adalah sekitar 4,65 hektar atau 46.500 meter persegi dengan rincian 11 ribu meter persegi untuk bangun mesjid, 10 ribu meter persegi untuk bangun gereja katolik, 10 ribu meter persegi untuk bangun gereja protestan, 7.500 meter persegi tempat ibadah agama Hindu, 4 ribu meter persegi untuk tempat ibadah agama Budha dan 4 ribu meter persegi untuk tempat ibadah Konghucu.
"Dengan adanya kampung toleransi ini, kita ingin memberi contoh bagaimana membangun kekokohan NKRI dengan semangat dan budaya toleransi", jelas Anselmus Jogo.
Dalam kesempatan tersebut digelar acara penggalangan dana untuk pembangunan mesjid dan penyampaian Hikmah Halal Bi Halal oleh penceramah nasional Ustad Hasan Khosasi dan Ustad Fajar. (Lan)